Hujan Desember
Rinainya menggelora
Bak bara asmara yang membara
Dari dada sang perawan kepada pujangganya
Hujan Desember
Bak tak tersentuh
Rinainya tetap utuh
Menjadi sepuh
Hujan Desember
Rinainya menggelora
Bak bara asmara yang membara
Dari dada sang perawan kepada pujangganya
Hujan Desember
Bak tak tersentuh
Rinainya tetap utuh
Menjadi sepuh
Hujan Desember
Yang menebarkan aroma cinta
Yang merasuk masuk dalam sukma
Yang bersarang di dalam kedalaman jiwa
Para pecinta
Desember lalu aku memilikimu
Desember ini aku kehilanganmu
Wajahmu,
yang Desember lalu
Menatapku dengan bening
Kini hening. Tak jua bergeming
Dan sekarang,
Semua terasa hilang
Cintaku laksana terlelang
Sakit. Bak tercakar si gagah elang
Yang merasuk masuk dalam sukma
Yang bersarang di dalam kedalaman jiwa
Para pecinta
Desember lalu aku memilikimu
Desember ini aku kehilanganmu
Wajahmu,
yang Desember lalu
Menatapku dengan bening
Kini hening. Tak jua bergeming
Dan sekarang,
Semua terasa hilang
Cintaku laksana terlelang
Sakit. Bak tercakar si gagah elang
0 komentar:
Posting Komentar
Ayo! sisipkan sedikit komentar anda untuk menghidupkan blog ini