Jumat, 04 Januari 2013 0 komentar

PADAHAL

Terasa dengan jelas debaran aneh dalam dadaku
Juga rasa yang menggelitik di hatiku
Ketika tubuhmu berlalu lalang di hadapanku
Ketika fokus mataku tertuju pada sosokmu
Menghinggapkan segala rasa yang begitu absurd di benakku

Padahal,
Rasaku dan rasamu berjauhan
Terjaga dalam jarak.
Padahal,
Kita tak pernah benar-benar saling bertatapan
Padahal,
Kita tak pernah benar-benar saling berhadapan
Lalu apa yang membuatmu begitu menawan ?

Aku pengecut!
Memendam perasaan, hinya itu yang kumampu
Cacatnya lagi aku mengagumimu
Padahal,
Tak benar-benar kuketahui siapa dirimu
Padahal,
Tak pernah benar-benar kukenali siapa sosokmu.

Lihat,
Tak ada yang mampu kuungkapkan selain itu
Begitulah,
Tak ada alasan logis untuk menjelaskan perasaanku
0 komentar

Untukmu

Semua sajak kecil yang kutulis malam ini hanyalah untukmu.

Untukmu yang bayangnya kupeluk dalam dinginnya malam
Untukmu yang cintanya semakin kuharapkan ketika hujan
Untukmu yang siluetnya selalu kulihat tergambar dalam fajar
Untukmu yang bersuara indah bak suara burung pada senja

Dariku yang memiliki cinta yang tak kunjung kau lihat
Dariku yang memiliki cinta yang tak mampu kau sentuh
Dariku yang hanya mampu mengucap kata cinta
Dari bait-bait sajak sederhana berisikan asa jiwaku

Aku kesakitan, menahan kesendirian dan kesepian
Untuk berjauhan darimu yang kuimpikan dan kuinginkan

Sialnya perasaan yang kurasakan adalah kenyataan,
Bukan sekedar khayalan

Sialnya perasaan ini sakit dirasakan
Perasaan yang lebih dari sulit guna diungkapkan.

Asmara yang terbendung dinding-dinding besar larangan
Inikah yang dinamakan medan pertempuran dengan perasaan dari Tuhan ?

Rinduku yang terlalu lama terbendung dalam jiwa yang kehausan
Melahirkan embun jiwa yang ketakutan
Jiwaku resah, dalam kesendirian
 
;