Mungkin ini saatnya aku harus
melupakanmu. Melupakan segala jejak yang berkaitan denganmu. Melupakan segala
cinta yang terlanjur kuteguk.
Mungkin ini saatnya juga aku memilih
untuk belajar menjadi adik kelas saja, sebatas senior dan junior. Tidak lebih.
Kurasa itu lebih dari baik untuk hatiku beberapa bulan ke depan.
Mungkin kenangan bersamamu selama 2
minggu sulit terhapuskan, tapi siapa tau dia akan membusuk bersama luka hidup
dalam penantian dan kekecewaan. Siapa tau.
“Semua telah berakhir… benarkah?”
Desisku pada pepohonan di lantai 2,
ruang kelasku.
Aku menatap punggungmu yang pergi
menjauh, menjauh dan semakin menjauh tanpa sedikitpun tersirat raut ingin
kembali. Ah, ini baru hari kedua kan? Mengapa sulit dan sesakit ini? Mengapa?
Harus kutanyakan pada siapa
perasaanku yang kurasa menemukanmu kemarin siang, tadi pagi… inikah halusinasi?
Mungkin ini saatnya menyimpan
pandangan rapat-rapat darimu, walaupun fantasi tentangmu masih saja melejit tak
karuan mengacaukan pikiran dan perasaan.
Sudahlah, mestinya tak kuharapkan
lagi memang mata beningmu yang meneduhkanku.
Kepadamu aku cinta, ternyata!
Tapi, bagaimana jika ketakutanku
benar jika kau tak cinta, nyatanya?
17.48
13 Januari 2013
0 komentar:
Posting Komentar
Ayo! sisipkan sedikit komentar anda untuk menghidupkan blog ini