Amalia, 11 Mei 2012
Di malam kelabu yang menghempaskan segala rindu
yang merotasikan segala kenangan yang telah berlalu.
Tiada lagi pesan-pesan centil darimu yang menggelitik sampai dasar hatiku. Semuanya hilang, pergi. Seperti dilalap api. Mungkin saja enggan kembali. Hanya hari-hariku yang kembali seperti semula, hari-hari tanpamu. Hambar. Bahkan terlampau hambar. Sedikit pahit.
Hanya pesan-pesan iseng yang melengos dengan sender yang tak pernah kuanggap penting. Tak pernah.
Di setiap aku membuka mata, aku selalu berharap bahwa kemarin adalah mimpi. Mimpi buruk yang tak pernah terjadi dan tak boleh diungkit kembali. Tapi, sayang bukan itu yang terjadi.
Yang terjadi adalah rinduku semakin menjadi. Aku semakin frustasi.
Setiap setelah aku menyibak selimutku, aku selalu mengecek keadaan mataku. Bengkak-merah-berkantung selalu seperti itu. Aku tau, menangisimu semalaman memang tidak baik. Tapi itu bukan pilihan. Aku tidak bisa memilih.
Kadang aku mengutukmu disetiap diamku. Disetiap desah nafas egoisku. Tapi ketika logikaku membuncah, aku mengerti ini salahku sejak awal. Tapi aku tak bisa menyalahkanmu sepenuhnya, ini khilafku, kebodohanku.
Aku tidak bisa menyalahkan semua yang telah hilang, yang ingin kau hilangkan, karena sebelumnya aku penyebab semua yang telah hilang.
Di setiap aku membuka mata, aku selalu berharap bahwa kemarin adalah mimpi. Mimpi buruk yang tak pernah terjadi dan tak boleh diungkit kembali. Tapi, sayang bukan itu yang terjadi.
Yang terjadi adalah rinduku semakin menjadi. Aku semakin frustasi.
Setiap setelah aku menyibak selimutku, aku selalu mengecek keadaan mataku. Bengkak-merah-berkantung selalu seperti itu. Aku tau, menangisimu semalaman memang tidak baik. Tapi itu bukan pilihan. Aku tidak bisa memilih.
Kadang aku mengutukmu disetiap diamku. Disetiap desah nafas egoisku. Tapi ketika logikaku membuncah, aku mengerti ini salahku sejak awal. Tapi aku tak bisa menyalahkanmu sepenuhnya, ini khilafku, kebodohanku.
Aku tidak bisa menyalahkan semua yang telah hilang, yang ingin kau hilangkan, karena sebelumnya aku penyebab semua yang telah hilang.
Aku tidak bisa menyalahkan semua yang telah hilang. Aku juga tidak bisa menyalahkan atau menuding siapa yang menghilangkan. Aku hanya bisa merelakan segalanya yang telah hilang dan menghilang.
Dengan penuh cinta
Untukmu, yang selalu menyandang inisial -? (tanda tanya)
0 komentar:
Posting Komentar
Ayo! sisipkan sedikit komentar anda untuk menghidupkan blog ini