Senin, 30 Desember 2013 0 komentar

Tentang Rindu

Ini adalah malam sebelum malam terakhir dalam Desember. Jam perak yang menggantung di dinding kamarku masih saja bertiktok ria menggoyangkan jarum-jarum runcingnya menuju angka 12. Sama seperti malam-malam sebelumnya di 2 minggu ini, sangat sulit untuk mendapatkan kantuk, sama seperti sulitnya mendapatkan kesabaran untuk menunggumu.

Aku menyibak gorden hijau yang menutupi kaca di samping kiriku. Ah, hujan di luar semakin lebat saja, sama seperti lebatnya rindu untukmu. Walaupun aku tau bahwa hati manusia dirancang dengan konstruksi yang rumit dan dibangun dengan pondasi yang kokoh, namun tetap saja aku percaya bahwa hati manusia dirancang untuk terluka.

Seperti hari ini dan hari-hari sebelumnya. Mestinya tak kuikuti insting keingintahuanku tentang kabarmu. Mestinya tak kucari-cari lagi keadaanmu di sudut-sudut dunia maya. Mestinya tak kutengok lagi ocehanmu dalam kicauan-kicauan kita dalam masa yang telah lalu. Karena mestinya, ini akan membuatku kecanduan dan akan semakin sulit mengobati kerinduan.

Bagaimana bisa aku memiliki rasa yang dalam seperti ini kepadamu?
Aku mencintaimu dengan rindu yang berdarah-darah
Aku mencintaimu dengan rindu yang meronta tanpa lelah
Aku mencintaimu dengan rindu yang tak kenal kata sudah
Selasa, 19 November 2013 0 komentar

Saatnya Melupakan!

Mungkin ini saatnya aku harus melupakanmu. Melupakan segala jejak yang berkaitan denganmu. Melupakan segala cinta yang terlanjur kuteguk.
Mungkin ini saatnya juga aku memilih untuk belajar menjadi adik kelas saja, sebatas senior dan junior. Tidak lebih. Kurasa itu lebih dari baik untuk hatiku beberapa bulan ke depan.
Mungkin kenangan bersamamu selama 2 minggu sulit terhapuskan, tapi siapa tau dia akan membusuk bersama luka hidup dalam penantian dan kekecewaan. Siapa tau.

“Semua telah berakhir… benarkah?”
Desisku pada pepohonan di lantai 2, ruang kelasku.
Aku menatap punggungmu yang pergi menjauh, menjauh dan semakin menjauh tanpa sedikitpun tersirat raut ingin kembali. Ah, ini baru hari kedua kan? Mengapa sulit dan sesakit ini? Mengapa?
Harus kutanyakan pada siapa perasaanku yang kurasa menemukanmu kemarin siang, tadi pagi… inikah halusinasi?
Mungkin ini saatnya menyimpan pandangan rapat-rapat darimu, walaupun fantasi tentangmu masih saja melejit tak karuan mengacaukan pikiran dan perasaan.
Sudahlah, mestinya tak kuharapkan lagi memang mata beningmu yang meneduhkanku.
Kepadamu aku cinta, ternyata!
Tapi, bagaimana jika ketakutanku benar jika kau tak cinta, nyatanya?


17.48
13 Januari 2013


Sabtu, 26 Oktober 2013 0 komentar

SAD

Sunday, 27th October 2013
Udah lamaaaa banget gue gak ngepost sesuatu di blog tercintrong ini. Sampe banyak sarang laba-laba plus kecoak plus kerak-kerak lumut gimanaaa gitu. Ah yah, menjijikan!
Lebih menjijikan lagi karena sekian lama gak nulis, sekalinya nulis disini gue mau nulis tentang kesedihan :'(
Sebenernya ini aneh, dari beberapa hari lalu, gue ngrasa sediiiihhhh bener! tapi gue gak ngerti kenapa. ah, idiot emang!
Gue ngeraa kalo beberapa hari ini tuh ada beberapa hal yang nyentil hati gue, nyubit indra perasa gue, dan segala sesuatu yang bikin gue ngrasa "udah cukup! gue bosen total sama hidup ini"
ini bener-bener kalimat fatal yang pernah gue ucapin (dalem hati). Selain itu, ini adalah sebuah aib besar karena udah kurang mengimani kalimat Laa yukallifullahu nafsan illa wus'ahaa, bahwa Allah tidak membebani seseorang melainkan dengan kesanggupannya.

Untuk beberapa saat gue bener-bener mencoreng tittle SANTRI yang melekat erat sama gue. Umur gue udah hampir 16th, tapi sifat gue untuk menghadapi ujian dari Allah kali ini, sangat kekanakan! right?

Semoga Allah mengampuni khilaf hamba-Nya. amin.



Jombang, 27 Oktober 2013
Dengan penuh luka,

A.W.Purbadi Putri
Minggu, 24 Februari 2013 0 komentar

RINDU

Aku takut menatapmu karena takut terus terjebak dalam bening matamu. Menatapmu pun hanya akan mereguk bisu dan degup jantung masing-masing. Tak ada yang kulakukan kini, yang kutau hanya ada rindu yang kujaga beralamatkan kamu.

Maaf…

Tapi benar-benar bukan ragu yang mengulum dambaku menjadi muncul dan tenggelam. Hanya saja aku akan berusaha melindungi bunga jiwaku, sampai suatu saat nanti kehalalan mawaddah mengakhiri dan mengawali cerita kita.

Yang kutau aku harus ikhlas dan sabar menunggu takdir Tuhan yang masih belum mampu kumengerti jalannya. Tak ingin kuberharap isyarat berlebih, biar Tuhan yang mengaturnya, sungguh! Akupun tersiksa dengan meredam rindu yang tertunda.




Jombang, 12 Januari 2013
Pkl 18.05


Untuk satu-satunya Cinta,
~ AW
Jumat, 04 Januari 2013 0 komentar

PADAHAL

Terasa dengan jelas debaran aneh dalam dadaku
Juga rasa yang menggelitik di hatiku
Ketika tubuhmu berlalu lalang di hadapanku
Ketika fokus mataku tertuju pada sosokmu
Menghinggapkan segala rasa yang begitu absurd di benakku

Padahal,
Rasaku dan rasamu berjauhan
Terjaga dalam jarak.
Padahal,
Kita tak pernah benar-benar saling bertatapan
Padahal,
Kita tak pernah benar-benar saling berhadapan
Lalu apa yang membuatmu begitu menawan ?

Aku pengecut!
Memendam perasaan, hinya itu yang kumampu
Cacatnya lagi aku mengagumimu
Padahal,
Tak benar-benar kuketahui siapa dirimu
Padahal,
Tak pernah benar-benar kukenali siapa sosokmu.

Lihat,
Tak ada yang mampu kuungkapkan selain itu
Begitulah,
Tak ada alasan logis untuk menjelaskan perasaanku
0 komentar

Untukmu

Semua sajak kecil yang kutulis malam ini hanyalah untukmu.

Untukmu yang bayangnya kupeluk dalam dinginnya malam
Untukmu yang cintanya semakin kuharapkan ketika hujan
Untukmu yang siluetnya selalu kulihat tergambar dalam fajar
Untukmu yang bersuara indah bak suara burung pada senja

Dariku yang memiliki cinta yang tak kunjung kau lihat
Dariku yang memiliki cinta yang tak mampu kau sentuh
Dariku yang hanya mampu mengucap kata cinta
Dari bait-bait sajak sederhana berisikan asa jiwaku

Aku kesakitan, menahan kesendirian dan kesepian
Untuk berjauhan darimu yang kuimpikan dan kuinginkan

Sialnya perasaan yang kurasakan adalah kenyataan,
Bukan sekedar khayalan

Sialnya perasaan ini sakit dirasakan
Perasaan yang lebih dari sulit guna diungkapkan.

Asmara yang terbendung dinding-dinding besar larangan
Inikah yang dinamakan medan pertempuran dengan perasaan dari Tuhan ?

Rinduku yang terlalu lama terbendung dalam jiwa yang kehausan
Melahirkan embun jiwa yang ketakutan
Jiwaku resah, dalam kesendirian
 
;