Minggu, 08 Juli 2012 0 komentar

Hujan Dan Cerita Kita

09 Juni 2012
Hujan adalah kenangan. Antara aku dan kamu.
Seandainya hujan mampu berucap. Pastilah ia telah membocorkan rahasiaku. Membisikkan rinduku kepadanya di setiap dentuman waktu kelabu.
Tapi hujan hanya bisu. Hanya meninggalkan jejak-jejak sembab basah.


Tidak ada sinar mentari semenjak siang tadi, hujan telah lama mengguyur sejak 2 jam lalu. Menjadi backsound ceritanya tentang lelaki yang dulu mencintainya dan hingga kini masih ia cinta. Dan aku? apa lagi bisaku? aku hanya mampu bisu dan membisu.

5 tahun bersama rupanya belum cukup menghilangkan segala canggung di hatiku guna mengungkap apa yang ingin hatiku ungkap. Aku mencintainya? ya!

Niki, gadis mungil dengan sejuta senyum yang biasa menggantung di pipinya kini tertutupi air matanya. Air mata yang ia tujukan untuk lelaki yang ia cinta. Bukan aku memang.
Aku hanya sahabatnya, yang menemaninya selama 5 tahun belakangan. Bahuku selalu menjadi sandarannya ketika air matanya tertumpah, seperti air bah.

Seperti di sebuah malam 5 tahun lalu, dia yang menangis di bahuku karena kepergian ibunya siang sebelumnya. Lalu kini dia menangis di bahuku karena seorang lelaki? AKU CEMBURU!!



"Udah Nik, buat apa kamu masih mikirin si manusia blasteran bule itu? sakit sendiri kan?" Masih dengan kacamata lensa minusku, aku menghempaskan tubuhku ke ranjang kayu berpelistur mengkilat di kamarku.

"Aku gak berusaha buat mikirin dia. Aku udah berusaha buat lupain dia, tapi percuma! sia-sia!."

"Gak ada yang sia-sia di dunia ini, kamu cuma gak mau memandang sekitar kamu. Kamu gak mau tau siapa aja yang suka, sayang, sama kamu. Yang ada di pikiran kamu itu cuma Willy" Aku mendekatinya, membelakanginya. Menghirup aroma parfum blossomnya dalam-dalam.

"is it true?" Aku berjalan ke depan, posisiku kini di sampingnya. Seakan telah menyiapkan bahu untuk ledakan tangisnya.Tapi dia hanya memandangku, lekat.

Aku mengangguk "Kamu lihat, Willy itu semacam embun. Dulu dia ngejar-ngejar kamu biar bisa deket sama kamu sedekat embun dan jendela. Tapi gak lama, dia pergi. Menguap."

"Raihan.. kamu liat deh," Niki menunjuk genangan air hujan di depan jendela kamarku "Genangan itu, itu genangan air hujan atau air mataku?," Dia melantur.

"Hujan yang jatuh di tanah kering itu seperti lem yang merekatkan celah luka di hati. Mengobatinya, kurasa."

"Seperti kamu?."

"Aku?."

"Yaa, kamu seperti segelas coklat panas di musim hujan. Menghangatkan."

"Kita hujan dan awan Nik," Aku menatap lurus ke langit yang kini kelabu. "Kamu percaya takdir?,"
Dia hanya membuang nafas berat. Aku tersenyum "Kita ditakdirkan bersama seperti hujan dan awan yang datangnya bersama-sama," Aku menatapnya, tapi tatapannya tidak bergeming dari rintik hujan "Hanya mungkin tujuan kita yang tidak sama," bisikku sambil merunduk mendekatkan bibirku ke telinganya.

Tiba-tiba ponsel Niki berbunyi, memecah kesunyian di antara kami.

"Halo? Siapa ini?," Suaranya masih sendu. "Ohh," Dia terdiam, mungkin masih mendengarkan suara si penelepon. Tapi raut wajahnya melukiskan mimik senang. Sangat senang. "bisa! aku bisa dateng" tiba-tiba katanya, dengan suara lantang. "Oke, see you" Dia menutup teleponnya dengan binar mata yang cerah.

"Siapa?," sergahku.

Dia tersenyum manis. Selalu manis memang. "Willy. Dia ngajak ketemu nanti malem jam 7"

Deg.

Aku terdiam, mulutku terkatup rapat. Entahlah, aku hanya tidak mampu berkata-kata. Cukup menyakitkan memang hanya menjadi sandaran. Resiko mencintai sahabat dekat. Sangat dekat.

"Raihan, kamu kenapa? kenapa mukamu gitu? kok kayak gak seneng gitu?" Dia cemberut.

"Oh, gak papa kok. Aku ikut seneng kok" Aku mengulum senyum.

"Kamu gak seneng! Aku tau!" Niki membentakku? Demi secuil partisipasi kebahagiaanku untuknya?

"Aku harus gimana? Aku harus senyum-senyum, jingkrak-jingkrak, gitu karena hal ini?," suaraku meninggi "Kamu pikir gimana perasaanku, hari ini kamu nangis karena dia, hari besok kamu seneng karena dia! Kapan aku ada di topik pembicaraan kamu? Sebagai sosok seperti Willy? Kapan kamu sadar aku suka, sayang, cinta sama kamu!!" Aku menghembuskan nafas kesal, kemudian melepas kacamata berbingkai hitam tipis yang menggantung di hidungku. Menaruhnya di meja kecil samping ranjangku. Aku merasa pening.

"Raihan, apa yang kamu bilang tadi?"

"Aku capek nungguin kamu! aku capek! Mungkin aku emang gak seganteng juga gak sekaya Willy, tapi aku lebih kenal kamu, aku lebih ngerti kamu," Niki menangis sesenggukkan. Aku tidak tega, tapi.. "Aku pikir cewek sama cowok emang gak akan pernah bisa jadi sahabat."

"Tapi aku.."

Aku memotong kalimatnya "Cukup Nik! aku capek banget cuma jadi bantal kamu selama ini." Kemudian aku meninggalkannya di kamar tidurku sendiri. Ya, aku terusir dari kamarku sendiri.

Beberapa menit kemudian aku melihat Niki menuruni tangga. Ketukan wedgesnya dan kayu tangga pas. Aku menoleh, memunggunginya, pura-pura tidak memperhatikannya, padahal aku melihat pantulan wajahnya pada lemari kaca di hadapanku persis.

"Aku pulang Rai.." Aku hanya mengangguk.

Aku melihat Niki yang berlari di halaman rumah, menerobos hujan. Dan tiba-tiba brakk! suara sesuatu yang tertabrak benda logam besar. Dan itu, Niki..


Harusnya tadi aku mengantarnya pulang, tidak membiarkannya berlari di bawah guyuran hujan.
Harusnya tadi aku tidak membentaknya, itu sama saja melukai hatinya.
Harusnya tadi aku mencegahnya pulang.
Harusnya tadi aku apa??


Sesaat setelah pemakaman Niki, papah Niki memberiku sebuah buku berwarna biru.
"Diary Niki, kamu yang simpan ya" Kemudia papah Niki pergi tanpa kalimat lagi.


Juni 2007
Penerimaan raport kenaikan kelas 7, dan penerimaan jenazah mamah.
Aku menangis dari siang sampai malam hingga hujan, tapi ada Raihan. Tetangga baruku :')
Dia memelukku sepanjang malam di balkon kamarku, katanya aku boleh menangis sepuasnya, tapi dia bilang itu hanya akan membuat sedih mamah. Lalu aku berhenti menangis.

13 Maret 2008
Waktu itu pukul 17.20 seingatku. Aku pulang les sendirian, terjebak hujan tidak bisa pulang. Ku putuskan menunggu, tapi hujan tak kunjung berhenti. Hingga tinggal aku sendirian di halaman bimbel.
Tapi kemudian aku melihat seorang lelaki berkacamata sebayaku berlari menembus hujan dengan payung biru. Terlihat matanya agak sipit dari balik lensa minusnya, alisnya tergaris menebal ke atas, hidungnya mancung, dagunya lancip, dia tersenyum ke arahku. Senyumnya menampakkan gigi-gigi depannya yang putih.
Kemudian dia memberiku jaket yang dia simpan di dalam tas, dan tidak dia pakai. Kami pulang bersama, menunggu bus di halte selama hampir setengah jam dan berdua saja. Dia menghangatkanku, padahal dia sendiri menggigil kedinginan, badannya basah kuyup.

14 Maret 2008
Raihan kemarin menjemutku di bimbel, dengan keadaan basah kuyup. Hari ini dia sakit, flu berat sepertinya. Aku cemas, sangat cemas.
Di sekolah aku tidak berkosentrasi, pandanganku terus terjatuh pada bangku nomor dua dari depan sebelah kiri. Lalu kuputuskan aku berpura-pura sakit. Kemudian aku pulang membeli 2 bungkus bubur kacang ijo kesukaan kami berdua (aku dan Raihan). Aku pulang, ke rumah Raihan.

Desember 2009 
Nilai semester pertama kelas 9 HANCUR!!
Untung selalu ada Sang Master, Raihan si paralel 1.

September 2010
Pulang sekolah ada berandalan yang menggodaku, aku hampir diperkosa. Beruntung Raihan menolongku, dia berkelahi, dikroyok 2 orang, Raihan menang (tentu saja, dia raja karate) tapi perutnya ditusuk 3 kali. Setiap hari aku menjenguknya di RS sampai seminggu lebih ketika lukanya sembuh.

Mei 2011
Willy, pacar 3 bulan. Putus di tengah jalan.
Beruntung aku masih memiliki Raihan. Dia menghujaniku dengan motivasi dan senyuman.

Juli 2011
Saat dimana aku sadar ada yang berubah di antara kami..

16 Desember 2011
Ulang tahunku, Raihan memberi hadiah sebuah album foto kita berdua. Dan ini adalah saat dimana aku semakin ragu tentang ikatan kita. Sahabat.
Aku kira aku mengharapkannya lebih dari itu.

April 2012
Aku merasa masih memiliki rasa cinta terhadap Willy, tapi terasa lain ketika ada di samping Raihan. 

Mei 2012 
Karin benar, AKU MENCINTAI RAIHAN.
Dan Karin mengatakan Raihan juga terlihat menyimpan rasa seperti yang kurasa. Benarkah?

3 Juni 2012
Mungkin aku salah, tapi aku memakai Willy untuk membuat Raihan cemburu.
Tapi tatapannya sama saja. Mungkin aku yang terlalu GR.


Aku menjatuhkan diri ke kursi goyang yang terbuat dari rotan di depan TV. Memandangi setiap lekuk Diary Niki. Aku seperti melihatnya tersenyum padaku. Harusnya aku sadar, itu hanya seperti.
Niki telah pergi, meninggalkan kenangan kami.



#Note
Mungkin ini cuma kisah fiksi, tapi kadang jika kita sama-sama menunggu pengungkapan atau momen yang tepat untuk mengungkapkan, kita harus bersiap kehilangan.
Kamis, 24 Mei 2012 0 komentar

tag : ALL OF MY LOVE (before,now,after,forever)

Tatapanku terpaku kepada genangan air hujan semalam. Bukan genangan yang kuamati, tapi wajahnya. Lelaki yang berrahang tegas, dagunya lancip, berkulit putih, bermata sayu, hidungnya menjulang mancung. Dia lelaki pertama yang mengajakku menduduki jok motor merahnya. Dia lelaki yang membuat jantungku menyemburkan darah lebih banyak dari biasa. Dia lelaki yang menyemburkan jelaga benci di dinding hatiku. Dia yang dulu menggemakan kata cinta. Untukku.

Apa kabarnya sekarang? Entahlah.

Kami telah menghilangkan kebiasaan meracau melalui teks pesan dari pagi hingga pagi kembali. Kami telah mengganti kebiasaan itu menjadi sepoi kenangan yang kini kurindu. Yang kurasa telah berlalu. Apa pula yang musti kami sesalkan. Dari awal ini memang salah. Aku yang salah.

Tapi Tuhan, aku memang tau perpisahan yang Kau takdirkan adalah yang terbaik untukku dan untuk segala sesuatunya. Dan aku mengerti Kau tak ingin membuatku lebih tersakiti dibanding kini suatu saat nanti. Satu yang tidak kumengerti dan belum kumengerti sampai detik ini, aku memang telah mampu menghilangkan segenap kesedihan dalam relung jiwaku, dan itu karena seseorang. Seseorang yang pernah dan tengah kucinta. Sesosok masa lalu. Cintaku yang terdahulu. Ahh, manisku.

Entahlah.
entah pesona apa yang membuatnya begitu memikat. Padahal dia pernah menyakitiku. Tapi lalu apa? Dia yang dulu menumpahkan segala derita pahit di setiap sudut hidupku, setelah rentang waktu yang begitu lama tiba-tiba datang membawa penawar sakit.
Apa maunya? Entahlah, dia juga tidak pernah menjelaskannya.
Apa dia menyayangiku, mencintaiku? Entahlah, mungkin hanya dulu saja.
Apa mungkin jika masih ada cinta di hatinya? Entahlah, aku rasa pikirannya lebih logis untuk memilih gadis lain karena alasan jarak yang Kau (Tuhan) bentangkan di antara kami.

Aku telah menahan ratapan untuk kesekian kalinya (dan hanya sekian kali aku berhasil). Aku rasa yang kuratapi telah sama-sama berbahagia di sana, di atas lukaku. Pastilah mereka telah menemukan dunia yang baru dan aku pikir lebih indah dari ketika mereka bersamaku. Berhak apa untukku menyumpahi mereka dengan sumpah serapah agar mereka tersakiti seperti dulu aku, ketika mereka menyakitiku?

Tuhan, mereka atau aku yang bodoh?
Aku yang bahkan hanya mengandalkan persepsi negatifku tentang mereka, aku tak pernah berfikir bagaimana dulu mereka menciptakan bahagia di hatiku.


Tapi Tuhan, masih pantaskah aku mengatai semua cintaku yang dulu, kini, setelah kini, dan mungkin selamanya itu brengsek? Padahal aku tau cinta tak bisa memilih.

Senin, 14 Mei 2012 1 komentar

tag : master of math (SMART)

Pernah,
Sebelum kita benar-benar dekat
Telah tersirat rasa yang merekat. melekat
Di hatiku

Dan ini dariku,
Yang dulu pernah kau panggil
Yang dulu pernah memanggil ( mu )
Sayang.

Pernah,
Aku memperhatikanmu
Tidak begitu lekat
Tapi cukup memikat

Ketika kamu sibuk bergelut dengan foto copy soal-soal
Dan cara jawabnya yang suka menggoncang otakku
Terkadang tanpa sadar aku memperhatikanmu
Memperhatikan caramu berhitung
Memperhatikan caramu bertanya
Memperhatikan caramu bersuara
Memperhatikan caramu menjawab
Memperhatikan apa yang gadis lain perhatikan darimu
Sesuatu yang tidak pernah kamu tau. Atau berpura tidak tau

Sabtu, 12 Mei 2012 0 komentar

Aku Adalah Orang Yang Sama

Aku adalah orang yang sama yang mencintaimu seperti dulu. Aku juga mencintaimu dengan cara yang sama seperti setahun lalu. Menunggumu, dengan kecanggungan mengontakmu terlebih dahulu. Cinta kali ini bukan cinta yang baru agaknya, hanya cinta yang dulu, yang terbangun karena sesuatu darimu yang membangunkan cinta itu. Atau mungkin aku memang selalu mencintaimu ?

Aku adalah orang yang sama yang mencintaimu dengan segala kesamaan yang dimiliki hatiku. Aku hanya meneruskan apa yang ada dan telah ada sebelum kesakitan ini menjalari tubuhku, walaupun aku lebih sering berfikir untuk melupakanmu, tetap saja yang kuteruskan adalah mencintaimu.
Jumat, 11 Mei 2012 0 komentar

Untuk Yang Telah Hilang

Amalia, 11 Mei 2012
Di malam kelabu yang menghempaskan segala rindu
yang merotasikan segala kenangan yang telah berlalu.



Tiada lagi namamu dalam inbox ponsel hitamku. Tiada lagi 300 pesan lebih yang kuhapus setiap harinya. Pulsaku selalu ingin meluap tanpa adanya guna untuk membalas pesan darimu. Jariku mulai kram karena tak bisa lagi memencet tombol keyboard ponsel untuk membalas pesanmu (tentunya). Hariku berantakan tanpa adanya kamu yang mengirim pesan hanya untuk membangunkanku, hanya agar aku membuka mata, kemudian belajar.

Tiada lagi pesan-pesan centil darimu yang menggelitik sampai dasar hatiku. Semuanya hilang, pergi. Seperti dilalap api. Mungkin saja enggan kembali. Hanya hari-hariku yang kembali seperti semula, hari-hari tanpamu. Hambar. Bahkan terlampau hambar. Sedikit pahit.
Hanya pesan-pesan iseng yang melengos dengan sender yang tak pernah kuanggap penting. Tak pernah.

Di setiap aku membuka mata, aku selalu berharap bahwa kemarin adalah mimpi. Mimpi buruk yang tak pernah terjadi dan tak boleh diungkit kembali. Tapi, sayang bukan itu yang terjadi.
Yang terjadi adalah rinduku semakin menjadi. Aku semakin frustasi.

Setiap setelah aku menyibak selimutku, aku selalu mengecek keadaan mataku. Bengkak-merah-berkantung selalu seperti itu. Aku tau, menangisimu semalaman memang tidak baik. Tapi itu bukan pilihan. Aku tidak bisa memilih.
Kamis, 10 Mei 2012 0 komentar

Kalian

Kalian yang begitu nakal telah memasuki ruang kalbuku
Kalian yang membuatku dirundung rindu pilu
Kalian berdua, sayang-sayangku.


Kalian datang atas nama cinta. Kemudian kalian pergi dengan logika yang sejak awal aku deklarasikan. Memutus setiap kabel hubungan yang pernah menghubungkan antara aku dan kalian.

Bagaimana caranya aku menjelaskan ?
Kalian terlalu absurd untukku logiskan. Terlalu rumit untukku jelaskan.
Kehadiran kalian, Kepergian kalian, Kenangan diantara aku dan kalian yang selalu menggenang di hatiku yang meranggas dedaunan cinta.

Dulu kalian pernah menjadi sebab senyumku,
tapi mengapa kini datang untuk tangisku ?

Aku begitu merindukan kalian.
Kalian disini adalah kamu dan kamu.
Kamu yang berdiri di sebrang, dan kamu yang berdiri di satu hentakkan.
Rabu, 02 Mei 2012 0 komentar

Hujan & Kamu ( 2 )

2 Mei 2012

Saat bulir hujan memantulkan bayangmu, cintaku.


Malam ini hujan ditemani angin, petir, dan kilat. Memaksaku untuk menjejalkan kepala ke dalam selimut hijau - tebal kesayanganku. Hujan kali ini begitu deras. Dentumnya sangat kurasakan di relung jiwaku yang kian lama kian membeku.

Aku membuka jendela perlahan, engselnya sedikit berderit. Aku menghirup aroma hujan dalam-dalam, seperti ketika aku menghirup aromamu dari balik tubuh jangkungmu. Aromanya menguat. Merambat. Menggelitik kecil di penciumanku.

5 menit. 10 menit. 20 menit. 30 menit.
Aku terlalu akrab dengan hujan. Tanpa sadar telah mengucilkan waktu.
Terlalu lama menatap hujan ternyata tidak baik untuk kesehatan hatiku. Secara instan aku mengingatmu. Mengingat kenangan yang telah berlalu memang menyayat pedih. Tapi aku menyukai itu. Setiap gores sayatan adalah obat dari setiap sakit yang ia berikan. Kenangan.

Dulu, hujan adalah rindu.
Rinduku padamu. Rinduku yang menggebu. Seperti deru suara hatiku.

Kini, kurasa hujan adalah abu kelu.
Menatapmu dalam hujan, kini sama saja menyemai rindu tak berbalas rindu.
Hanya kelu, yang kau balas untukku.
Minggu, 29 April 2012 0 komentar

HUJAN DESEMBER

Hujan Desember
Rinainya menggelora
Bak bara asmara yang membara
Dari dada sang perawan kepada pujangganya

Hujan Desember
Bak tak tersentuh
Rinainya tetap utuh
Menjadi sepuh
0 komentar

Mencintaimu

Mencintaimu bukan tentang bagaimana cara memilikimu. Bukan tentang bagaimana aku di hatimu. Bukan tentang siapa aku di hidupmu. Bukan tentang status yang mengikat di antara aku dan kamu.

Mencintaimu bukan karena tempat tinggal maupun sekolahmu. Bukan karena apa yang telah kau cita-citakan. Bukan karena apa yang telah kau raih. Bukan karena apa yang telah kau miliki.

Mencintaimu adalah bagaimana cara menghindari cemburu. Bagaimana cara menepis rindu. Bagaimana cara melihatmu tersenyum karenaku.
Sabtu, 28 April 2012 0 komentar

Hujan & Kamu

Aku selalu mengingatmu ketika gerimis mulai merintik kecil, kemudian rintik kecil itu berangsur merapat dan menderas dan berdenting dengan genting yang kemudian menimbulkan harmonisasi tersendiri di telingaku, seperti getaran gema suaramu yang terrekam dengan jernih di telingaku.

Saat seperti itulah saat dimana aku dapat menatap dan merasakanmu dari balik tirai dan kaca jendela melalu bulir-bulir air hujan yang menitik di tanah yang mulai basah. Dan ketika waktu itu telah datang, ketika itu pula terkadang aku mulai berangan jika lengan hangatmu memelukku, dan aku bersandar pada dada bidangmu yang  menenangkan.
Senin, 09 April 2012 0 komentar

Macam-Macam Jatuh Cinta

Pernah gak sih kalian tuh mikir macem-macem jatuh cinta?
enggak yah? kenapa? males mikir? itu sih elo!

Okeh, disini gue mau berusaha menyebutkan dan mendeskripsikan apa yang mau gue sebutkan!
Cekidot aje gan *capcuz


1. Cinta Pertama
Udah jelas, cinta ini cinta pertama yang tumbuh di hati. Gue juga nggak tau sih bentuknya kayak apaan. Terus kata orang, ni cinta tuh yang paling susah dilupain, kalo menurut gue sih mungkin karena yang jatuh cinta masih awam sama yang namanya cinta.
Minggu, 08 April 2012 0 komentar

Bebek Goreng Haji Slamet (ASLI)

Ada yang pernah nyobain rasa bebek goreng haji Slamet (asli) ??
its so Delicious you know ??

Ada banyak banget cabang kok, kemaren gue nyobain yang di Purwokerto cabang 1 (karena emang ada cabang keduanya)
Mungkin masuknya udah Sokaraja (yang nggak tau jangan tanya)

Menurut kalian, kenapa sih harus pake embel-embel asli segala?
ya karena banyak yang malsuin!
Kenapa banyak yang malsuin coba?
ya karena mereka gak kreatif bikin makanan yang super enak ini :D

Senin, 02 April 2012 3 komentar

Cintaku

Untuk segala sesuatu
Yang telah terlambat
Yang telah ia ketahui
(Tapi tak ingin ia ketahui)

Cintaku,
Yang kusimpan
Yang tak ingin kuumbar
Jumat, 23 Maret 2012 0 komentar

Ujian Sekolah Di Depan Hidung

Sekarang Sabtu, 24 Maret 2012
Buat kalian yang udah kelas 9 SMP, pasti ngerti apa maksudnya
2 hari lagi, Senin 26 Maret 2012 kita-kita para kelas 9 ni mau ujian sekolah! 
iyaaa UJIAN SEKOLAH!!

oh my God! secepet itukah? 
dan kalian jangan heran kenapa gue masih aja ketak-ketik keyboard, mantengin monitor dan ngurusin blog gue yang udah penuh sama sarang laba-laba ini. Semua ini gue lakuin atas alibi Refreshing.
yaaa lo-lo-lo pada ngerti lah, kalo pegang buku tiap hari itu juga gak baik
gak baiknya kenapa gue juga enggak tau
enggak ngerti? yaudah mending lupain aja! nggak penting juga!

Sabtu, 10 Maret 2012 1 komentar

MENTION GUE DIBALES @ArmuhFC

Mungkin gue kesannya katrok, labil, ga jelas atau gimana gitu terserah deh!!
tapi kali ini otak gue udah bener-bener random gara-gara si Bang @ArmuhFC bales MENTION gue!! padahal balesannya itu bisa dibilang singkat, jelas dan agak nyolot (padahal gue anak kecil bang! jarak kita udah 7tahun sendiri) *peres handuk*
ngomong-ngomong, kalian tau kan siapa dia ?? kalo gak tau, kalian itu baalan masuk dalam buku catatan sejarah manusia tergaptek di bumi (ngahahaha)
dia yang punya akun @poconggg dengan hampir 2juta followers tapi 0 following 
gambar di bawah ini bukan HOAX !!! ini REAL !!! cekidot deh :D


aaaaaaaa :O abaannnngggggg !!!! *kecup*
0 komentar

PR Berantai ! (y)

Tadi waktu mau les, sempet iseng-iseng buka Facebook pake hape.
Karena apa? gue udah kangen sama FB tercinta gue! seharian belom buka FB rasanya kayak belom buang air seharian! -oke yang ini LUPAKAN!!
*LANJUT*
terus seperti biasa hal pertama yang gue lakuin kalo login FB adalah buka notif.
Tiba-tiba ehh tiba-tiba, ada notif gini nih
Selasa, 17 Januari 2012 0 komentar

OUTBOND 15012012

Hai hai hai readers!
lama yah nggak posting lagi, ahh udah banyak kecoak sama sarang laba-laba aja nih di blog ini :D tapi bukan itu kok masalahnya, di sini gue sebagai admin yang unyuuuuuu bakalan CURHAT!! Muehehehehehe :D jangan heran ya? emang kalo lagi kambuh suka gitu!
zzzz’’ apaan sih kok jadi bahas begituan?! Mending langsung aja yukk, cekidot!



Minggu kemaren, iyaa tepatnya tanggal 15 Januari 2012 gue sama kawan-kawan DKR ( Dewan Kehormatan Pramuka ), adek-adek kelas 8 yang udah jadi senior atau biasa disebut DPP ( Dewan Pramuka Penggalang ), plus adek-adek kelas 7 yang baru aja dapetin manggar satu!
ciiieeee selamat yaa? *kecup satu-satu*


Minggu, 08 Januari 2012 1 komentar

HANYA SEBATAS SAHABAT


Dia pergi …
dan perjuangan melupakannya berlanjut lagi!
bukan hanya hari ini
ataupun 3 hari lagi,
tapi untuk selamanya !
melupakan status impian ‘berpacaran’ dengannya

harus untukku meninggalkan semua rasa
yang tentu saja salah, kepadanya.

AKU DAN DIA HANYA SAHABAT
sahabat ya sahabat!
tidak perlu adanya cinta salah tempat.

cinta, sayang, dan suka yang tersirat,
HANYA SEBATAS SAHABAT.
Sabtu, 07 Januari 2012 0 komentar

ODAPUS


“sarapan sayang” kata ksatriaku yang dengan sabar menjagaku di kamar ini selama 3 bulan terakhir ini
“apa aku seberharga itu, sampe tiap hari kamu ke sini ?” dia hanya memandangiku dengan tatapan kosong “tentang SLE!! Systemic Lupus Erythematosus yang menggerogotiku, kenapa masih aja peduli sama aku?”
“nggak peduli apapun yang terjadi, kamu tetep Ellinna-ku!” jawabnya tegas
“aku tanya sekali lagi. sayang, kenapa sih kamu masih peduli sama aku ? padahal sekarang aku jelek! Ngerepotin lagi!” tanyaku sambil melahap suapan kecil darinya
“kenapa nanya gitu?” tanyanya tanpa ekspresi “kayak nggak punya dosa aja”
“aku serius”
sejenak ekspresinya berubah menjadi siratan kekecewaan, kemudian dia menghela nafas panjang “kamu inget nggak, waktu dulu kamu ngerawat Anika?”
“ya, 8 tahun lalu, sekitar waktu SMP. Udah cukup lama tapi aku masih inget. Kenapa?”
“waktu itu aku nanya sama kamu, kenapa kamu masih aja mau ngerawat seorang pengidap Alzheimers yang padahal udah nggak kenal siapa kamu! Siapa orang yang setiap hari ngunjungin dia, orang yang udah ngerawat dia, kamu!”
“lalu?”
“inget jawaban kamu apa?”
aku menunduk memikirkan seonggok jawaban yang dulu kupergunakan untuk menjawab pertanyaan yang sekarang kubuat “ya, aku bilang…karena suatu saat nanti jika aku seperti Anika, aku tidak ingin terabaikan” sekarang dia tersenyum dan mengusap kepalaku yang tak sehelaipun bertengger rambut di sana “tapi jika tidak ada jawaban itu, apa kamu akan mengabaikanku?” aku menatapnya dalam-dalam
“tidak juga, sebenarnya ada jawaban lain”
“apa?”
“aku cinta kamu sayang. Dan aku pengen semua cita-cita kamu terwujud, tinggal 2 hari lagi kita sarjana. Kamu hebat sayang, bisa menyelesaikan skripsi sampai tahap akhir”
“iyalah, sampe botak gini!”
dia tertawa kecil padaku “tapi kamu tetep cantik di mataku”
“kok bisa?”
“kalo enggak ngapain sampe sekarang aku masih pacaran sama kamu?”
“mungkin kamu kasihan sama aku”
“idih, enggak! Aku itu enggak kasihan, tapi cinta!!” kata-katanya mantap, dan aku hanya tersenyum karena sikapnya yang benar-benar seperti anak kecil itu
“apa besok aku pantes dateng ke wisuda?”
“kenapa lagi nanya gitu?”
Ginjalku bocor, dan kakiku? Keropos ! jadi susah jalan, padahal umurku baru 23 tahun.
Sendi-sendiku juga sering nyeri, kepalaku pun  botak, badanku gendut karena steroid ‘si penenang lupusku’, wajahku sekarang *moonface, pipiku gembung, perutku busung, setiap orang yang liat aku pasti nanya ‘hamil berapa bulan mba?’ lucu kan? Ehh bukan lucu, tapi aneh, nakutin! Dan penyebabnya hanya satu, yaitu LUPUS.
ohh, satu lagi! I must to avoid the SUN, Dear! Padahal namaku Ellinna Rahma Sunny”
 
;